ENTAHLAH

|| || || Leave a comments
 
 
 
Keadaannya memang seperti ini, lelah, jenuh, depresi dan gundah selalu berserakan didalam dada, tak sempat lagi surga kecil bersirat disetiap lekuk senyummu, tak ada lagi nuansa senja yang bening menghiasi pekarangan matamu, dagumu terlihat berat mengayunkan wajahmu hingga tertunduk . Matamu kosong sementara kepalamu nampak begitu penuh dengan hal hal yang kamu sendiripun tak tau isinya.
"ENTAHLAH"  hanya kalimat itu yang selalu muncul disela-sela bibirmu menangkis setiap pertanyaanku. *tarak desss
 
Sebenernya gua pengin nulis postingan kaya model2 kalimat barusan, dengan gaya bahasa romantis mendayu dayu  kaya dinovel novel cinta anak muda gitu, trus deskripsinya rada becek dan terkesan kaya, tapi apa daya, tulisan gua mentok dikalimat *tarak dess.
 
*merenung sejenak*
 
"ENTAHLAH, yang penting belajar".
 
oke,Dari kejadian ini biarkan gua mengambil kesimpulan sotoy, bahwa setiap penulis harus mempunyai gaya bahasanya yang konsisten, artinya konsisten dengan gaya bahasanya sendiri dan nggak berubah ubah Ngikutin gaya bahasa orang, mungkin untuk pemula kaya gua akan sangat sering berubah ubah, karna masih suka dipengaruhi oleh bacaan,hari ini gua baca tulisannya Mario teguh, gaya bahasa gua jadi sok bijak, besoknya baca tulisan farhat abbas, gaya bahasa gua jadi frontal2 ga jelas gitu (ini contoh). Jadi mendingan gua menulis dengan gaya bahasa gua sendiri (yang begini).
 
Oke temen temen, gua menyadari kualitas isi dari tulisan ini,
tapii ... "ENTAHLAH, yang penting belajar"
 
/[ 0 comments Untuk Artikel ENTAHLAH]\

Posting Komentar